BAB : MENURUNKAN KAIN KARENA SOMBONG
Ibnu Umar r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Allah tidak melihat dengan rahmat-Nya pada orang yang menurunkan kainnya di bawah mata kaki karena sombong. (Bukhari, Muslim).BAB : BOLEH MENGENAKAN BAJU BELUDRU
Jabir r.a. berkata: Nabi saw. bertanya : Apakah kamu mempunyai anmaath (kain dari beludru) ? Jawab kami : dari mana kah kami memiliki anmaath? Maka Nabi saw. bersabda: Akan ada padamu anmaath. Kemudian Jabir berkata : Maka aku katakan padanya (istrinya): jauhkan dariku anmaath mu itu. Maka dijawab: Tidakkah Nabi saw. telah bersabda: Sesungguhnya akan ada padamu anmaath, maka aku biarkan ia. (Bukhari, Muslim).BAB : TAWADLU DALAM HAL PAKAIAN
Abu Budah r.a. berkata, Aisyah r.a. telah
menunjukkan kepada kami kain yang tebal dan baju yang kasar seraya
berkata: Rasulullah saw. meninggal dunia dengan mengenakan kain dan baju
ini. (Bukhari,
Muslim).
BAB: BOLEH MEMAKAI SUTRA BAGI ORANG YANG GATAL-GATAL
Anas bin Malik telah memberitakan kepada mereka, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memberikan dispensasi (keringanan) kepada Abdurrahman bin Auf dan Zubair bin Awwam untuk mengenakan pakaian sutera dalam perjalanan karena adanya penyakit gatal-gatal atau penyakit lain yang menimpa mereka berdua.(Bukhari, Muslim).
أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ أَنْبَأَهُمْ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَخَّصَ لِعَبْدِ
الرَّحْمَنِ بْنِ عَوْفٍ وَالزُّبَيْرِ بْنِ الْعَوَّامِ فِي الْقُمُصِ
الْحَرِيرِ فِي السَّفَرِ مِنْ حِكَّةٍ كَانَتْ بِهِمَا أَوْ وَجَعٍ كَانَ
بِهِمَا
BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI
Ali r.a. berkata: Nabi saw.memberiku hadiah kain dari sutra, lalu aku memakainya, tiba-tiba aku melihat kemarahan di wajah Nabi saw., lalu aku bagi-bagikan kepada istriku. (Bukhari, Muslim)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ
أَهْدَى إِلَيَّ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حُلَّةَ
سِيَرَاءَ فَلَبِسْتُهَا فَرَأَيْتُ الْغَضَبَ فِي وَجْهِهِ فَشَقَقْتُهَا
بَيْنَ نِسَائِي
BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI
Usman An-Nahdi berkata: Telah datang kepada kami surat Umar yang dibawa oleh Utbah bin Farqad di Azrabijan yang menyatakan bahwa Rasulullah saw. telah melarang memakai sutra kecuali selebar dua jari (telunjuk dan tengah). Abu Usman An-Nahdi berkata: Yang kami ketahui maksudnya untuk tanda. (Bukhari, Muslim)
Rasulullah saw. telah melarang memakai sutra
BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI
Abdullah bin Umar r.a. berkata: Umar bin Khatab r.a. melihat perhiasan sutra dijual di muka pintu masjid, kemudian ia berkata: Ya Rasulullah, andaikan engkau membeli itu untuk engkau pakai hari Jumat dan ketika menerima utusan jika datang kepadamu. Maka Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya yang memakai itu hanyalah orang yang tidak mendapat bagian di akhirat. Kemudian tidak lama Nabi saw. mendapat beberapa perhiasan sutra, maka beliau memberi satu kepada Umar bin Khatab r.a., dan Umar r.a. berkata: Ya Rasulullah, engkau memberiku pakaian itu sesudah engkau bicara demikian terhadap perhiasan utharid. Maka Sabda Nabi saw.: Aku tidak memberi kepadamu itu supaya engkau pakai. Maka oleh Umar diberikan kepada saudaranya yang masih kafir di Makkah. (Bukhari, Muslim)BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI
Abdurrahman bin Abi Laila berkata: Kami
berada di tempat Hudzaifah. Hudzaifah minta minum lalu diberi minum oleh
pembesar negeri itu dalam bejana perak. Maka bejana itu dilemparkan
oleh Hudzaifah seraya berkata: Ku kabarkan kepadamu bahwa aku telah
memerintahkan kepadanya untuk tidak memberiku minum dalam bejana perak.
Karena sesungguhnya Rasulullah saw. telah bersabda: Jangan minum dalam
bejana emas atau perak, dan jangan memakai sutera kembang atau sutera
biasa, karena barang-barang itu untuk mereka (orang-orang kafir) di
dunia, dan untuk kamu kelak di akhirat. (Bukhari, Muslim).
BAB: HARAM MEMAKAI CINCIN EMAS DAN SUTRA BAGI LAKI-LAKI
Al Bara’ bin
‘Azib r.a. berkata: Nabi saw. memerintahkan kami tentang tujuh perkara
dan melarang kami dari tujuh perkara pula. Beliau memerintahkan kami
untuk; mengiringi jenazah, menjenguk orang yang sakit, memenuhi
undangan, menolong orang yang dizhalimi, berbuat adil dalam pembagian,
menjawab salam dan mendoakan orang yang bersin. Dan Beliau melarang kami
dari menggunakan bejana terbuat dari perak, memakai cincin emas,
memakai kain sutera kasar, sutera halus, baju berbordir sutera dan
sutera tebal. (Bukhari,
Muslim).
عَنْ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ أَمَرَنَا النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسَبْعٍ وَنَهَانَا عَنْ سَبْعٍ أَمَرَنَا بِاتِّبَاعِ الْجَنَائِزِ وَعِيَادَةِ الْمَرِيضِ وَإِجَابَةِ الدَّاعِي وَنَصْرِ الْمَظْلُومِ وَإِبْرَارِ الْقَسَمِ وَرَدِّ السَّلَامِ وَتَشْمِيتِ الْعَاطِسِ وَنَهَانَا عَنْ آنِيَةِ الْفِضَّةِ وَخَاتَمِ الذَّهَبِ وَالْحَرِيرِ وَالدِّيبَاجِ وَالْقَسِّيِّ وَالْإِسْتَبْرَقِ
KITAB: PAKAIAN & PERHIASAN ; BAB: MEMAKAI WADAH EMAS & PERAK UNTUK MAKAN DAN MINUM.
Dari Ummu Salamah r.a., Rasulullah saw. bersabda: Orang yang minum dari bejana yang terbuat dari perak, sebenarnya ia menuangkan api neraka Jahanam ke dalam perutnya. (Bukhari, Muslim).
عَنْ أُمِّ سَلَمَةَ زَوْجِ النَّبِيِّ
صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الَّذِي
يَشْرَبُ فِي إِنَاءِ الْفِضَّةِ إِنَّمَا يُجَرْجِرُ فِي بَطْنِهِ نَارَ
جَهَنَّمَ
BAB: ORANG MUKMIN DI AKHIRAT PASTI DAPAT MELIHAT ALLAH SWT.
Abu Musa r.a. berakata: Rasulullah saw. bersabda : Ada dua buah Surga yang terbuat dari perak beserta wadah dan segala isi kandungannya, dan dua buah Surga yang terbuat dari emas beserta wadah dan segala isi kandungannya. Penghalang ahli Surga untuk memandang Rabb mereka hanyalah hijab Keagungan pada Wajah-Nya di Surga Adn. (Bukhari, Muslim).
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ جَنَّتَانِ مِنْ فِضَّةٍ آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا وَجَنَّتَانِ مِنْ ذَهَبٍ آنِيَتُهُمَا وَمَا فِيهِمَا وَمَا بَيْنَ الْقَوْمِ وَبَيْنَ أَنْ يَنْظُرُوا إِلَى رَبِّهِمْ إِلَّا رِدَاءُ الْكِبْرِيَاءِ عَلَى وَجْهِهِ فِي جَنَّةِ عَدْنٍ
BAB: ADANYA SEBAGIAN ORANG MUSLIM YANG MASUK SURGA TANPA HISAB
. Abu Hurairah r.a. berkata: Aku telah mendengar
Rasulullah saw. bersabda: Akan ada rombongan dari umatku tujuh puluh
ribu masuk surga tanpa hisab, bercahaya muka mereka bagaikan bulan
purnama.
Abu Hurairah r.a. berkata: Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan Al-Asadi sambil menjinjing selimutnya, lalu berkata: Ya Rasulullah. doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka. Maka Nabi saw. berdoa: Ya Allah, jadikanlah dia dari golongan mereka. Kemudian seorang sahabat Anshar berdiri dan berkata: Ya Rasulullah doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka. Jawab Nabi saw.: Engkau telah didahului oleh Ukasyah r.a. (Bukhari, Muslim).
Abu Hurairah r.a. berkata: Maka berdirilah Ukasyah bin Mihshan Al-Asadi sambil menjinjing selimutnya, lalu berkata: Ya Rasulullah. doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka. Maka Nabi saw. berdoa: Ya Allah, jadikanlah dia dari golongan mereka. Kemudian seorang sahabat Anshar berdiri dan berkata: Ya Rasulullah doakan semoga Allah menjadikan aku dari golongan mereka. Jawab Nabi saw.: Engkau telah didahului oleh Ukasyah r.a. (Bukhari, Muslim).
BAB: ISRA DAN MI’RAJ KE LANGIT DAN SHALAT FARDLU LIMA WAKTU
Mujahid berkata: Ketika kami di majelis Ibn
Abbas r.a. maka orang-orang menyebut Dajjal, dan dikatakan bahwa
diantara kedua matanya ada tertulis: Kafir.
Ibn Abbas berkata: Aku tidak mendengar keterangan itu, tetapi Nabi saw. bersabda: Adapun Musa maka seakan-akan aku melihat padanya ketika turun ke lembah sambil membaca talbiyah (Labbaika Allahumma labbaika). (Bukhari, Muslim).
Ibn Abbas berkata: Aku tidak mendengar keterangan itu, tetapi Nabi saw. bersabda: Adapun Musa maka seakan-akan aku melihat padanya ketika turun ke lembah sambil membaca talbiyah (Labbaika Allahumma labbaika). (Bukhari, Muslim).
KITAB JIHAD ; BAB : PERANG AL-AHZAB ATAU KHANDAQ
Al-Bara’ r.a. berkata: Aku telah melihat Nabi saw. ketika perang Khandaq memindahkan tanah sehingga debu tanah itu telah menutupi putih rambutnya sambil bersabda: “Lau laa anta mah tadainaa wa laa tashad daqnaa walaa shallainaa fa anzilan sakinatan alainaa wa tsabbitil aqdaama in laa qainaa innal ula qad baghau alainaa idza araa du fitnatan abainaa.“ ; Andaikan tidak karena petunjuk hidayat-Mu kami takkan dapat petunjuk, tidak akan shadaqah dan shalat. Karena itu turunkan ketenangan kepada kami, dan teguhkan tapak kami jika berhadapan dengan musuh. Sesungguhnya orang-orang yang berlaku zalim/aniaya jika mereka akan menggelincirkan kami, kami tolak. (Bukhari, Muslim).Ikhwan fillah, hari ini, sekali lagi untuk kesekian ribu kalinya, kita saksikan kebiadaban Israel laknatullah. Suasana pengepungan Gaza, barangkali boleh diasosiasikan dengan pengepungan madinah saat perang Ahzab atau lebih dikenal dengan perang Khandaq. Untuk itu, dibawah ini, saya kutip tulisan Ustadz Ihsan Tanjung di eramuslim.com (http://www.eramuslim.com/suara-langit/ringan-berbobot/doa-saat-muslimin-terkepung-musuh.htm) :
Saudaraku, walaupun tidak sama persis sesungguhnya apa yang dialami oleh rakyat Gaza dewasa ini mirip dengan kondisi para sahabat saat perang Ahzab. Bangsa Palestina Gaza di bawah kepemimpinan Hamas menghadapi pengepungan pasukan Yahudi Zionis Israel. Selama berbulan-bulan Muslimin Gaza telah dipenjara dengan diberlakukannya blokade atas segenap perbatasan wilayah mereka. Belum lagi ketika agresi Israel atas rakyat Gaza berlangsung tampaknya terjadi kerjasama Israel dengan Amerika dan pemerintahan negera-negara Barat lainnya. Bahkan tidak sedikit pengamat yang memandang bahwa beberapa negara-negara Arab yang tunduk kepada Amerika cenderung berfihak kepada Israel, walaupun dilakukan malu-malu. Yang pasti, dalam berbagai demo yang berlangsung di seantero penjuru dunia tidak sedikit muncul spanduk yang jelas-jelas memposisikan Presiden Mesir Hosni Mubarak sebagai kolaborator Israel karena tidak sudi membuka perbatasan Mesir-Gaza, yakni the Rafah Crossing.
Dalam keadaan seperti ini kita teringat sabda Nabi kepada para sahabat ketika menghadapi kepungan Musyrikin dalam perang Ahzab. Beliau bersabda sebagai berikut:
« والذي نفسي بيده ، ليفرجن عنكم ما ترون من الشدة ، وإني لأرجو أن أطوف بالبيت العتيق آمنا ، وأن يدفع الله عز وجل إلي مفاتيح الكعبة ، وليهلكن الله كسرى وقيصر ، ولتنفقن كنوزهما في سبيل الله عز وجل »
“Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, Allah pasti akan mengeluarkan kalian dari kesulitan yang sedang kalian hadapi. Aku berharap dapat melakukan tawaf dengan aman di sekitar Baitullah (Ka’bah) dan Allah akan menyerahkan kunci-kuncinya kepadaku. Allah pasti akan membinasakan Kisra dan Kaisar, dan harta karun mereka akan kita belanjakan di jalan Allah.” (HR Baihaqy 1292)
Saudaraku, sungguh hati kita menjadi pilu karena hanya bisa menonton lewat layar kaca penderitaan yang dilalui saudara-saudara kita di Gaza. Malam demi malam mereka lalui dengan mencekam karena bertalu-talunya suara dentuman mortir dan rudal Israel. Sebagai pengamat dari kejauhan sungguh tidak banyak yang bisa kita lakukan. Tetapi satu hal yang pasti sebagai sesama orang beriman kita senantiasa optimis bahwa Allah akan menolong saudara-saudara kita orang-orang beriman dan para Mujahidin Gaza. Maka marilah mulai malam ini kita sampaikan doa untuk mereka. Marilah kita bacakan doa yang Nabi baca ketika kepungan pasukan Ahzab sudah sedemikian rupa menimbulkan ketegangan di dalam barisan kaum Muslimin. Inilah doa beliau sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Bukhary:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ فِي بَعْضِ أَيَّامِهِ الَّتِي لَقِيَ فِيهَا الْعَدُوَّ يَنْتَظِرُ حَتَّى إِذَا مَالَتْ الشَّمْسُ قَامَ فِيهِمْ فَقَالَ يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَا تَتَمَنَّوْا لِقَاءَ الْعَدُوِّ وَاسْأَلُوا اللَّهَ الْعَافِيَةَ فَإِذَا لَقِيتُمُوهُمْ فَاصْبِرُوا وَاعْلَمُوا أَنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ ظِلَالِ السُّيُوفِ ثُمَّ قَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَقَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ وَمُجْرِيَ السَّحَابِ وَهَازِمَ الْأَحْزَابِ اهْزِمْهُمْ وَانْصُرْنَا عَلَيْهِمْ
“Sesungguhnya Rasulullah pada sebagian harinya ketika berhadapan dengan musuh menunggu terbenamnya matahari. Kemudian beliau tampil di hadapan para sahabat dan bersabda: ”Wahai manusia, janganlah kalian berangan-angan ingin segera berjumpa dengan musush. Mohonlah kepada Allah keselamatan. Dan bila kalian berhadapan dengan musuh, maka bersabarlah. Dan ketahulaih bahwa surga berada di bawah bayang-bayang pedang.” Kemudian Nabi berdiri dan berdoa: ”Allahumma munzilal-kitab wa mujriyas-sahab wa hazimal-ahzab, ahzimhum wanshurnaa ’alaihim” (Ya Allah, yang menurunkan Kitab, menggerakkan awan dan menghancurkan pasukan bersekutu, hancurkanlah mereka dan tolonglah kami mengalahkan mereka.” (HR Muslim 3276)
دَعَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْأَحْزَابِ عَلَى الْمُشْرِكِينَ فَقَالَ اللَّهُمَّ مُنْزِلَ الْكِتَابِ سَرِيعَ الْحِسَابِ اللَّهُمَّ اهْزِمْ الْأَحْزَابَ اللَّهُمَّ اهْزِمْهُمْ وَزَلْزِلْهُمْ
Nabi berdoa pada saat perang Ahzab menghadapi (kepungan) Musyrikin: “Allahumma munzilal-Kitab, sari’al hisab. Allahummahzim Al-Ahzab, Allahummahzimhum wa zalzilhum.” (Ya Allah, yang menurunkan Kitab, cepat perhitungannya. Ya Allah hancurkanlah pasukan bersekutu. Ya Allah, hancurkanlah mereka dan porak=porandakanlah mereka).” (HR Bukhary 2716)
BAB: AHLI NERAKA YANG PALING RINGAN SIKSANYA
An-Nu’man bin Basyir r.a. berkata: Aku telah
mendengar Nabi SAW. bersabda: Sesungguhnya seringan-ringan siksa ahli
neraka di hari kiamat, ialah orang yang di bawah telapak kakinya
diletakkan bara api yang dapat mendidihkan otaknya. (Bukhari, Muslim).
BAB: MENGAMBIL HATI ORANG YANG LEMAH IMAN
Saad bin Abi Waqash r.a. berkata: Rasulullah
saw. memberi kepada beberapa orang, saat itu Saad sedang duduk melihat,
maka Saad berkata: Ya Rasulullah, mengapakah Tuan tinggalkan si Fulan
padahal aku tahu dia seorang mukmin. Nabi saw. bersabda: Ataukah
muslim. Maka diamlah Saad sementara, kemudian mengulang pertanyaannya:
Ya Rasulullah mengapakah Tuan tinggalkan Fulan, demi Allah aku tahu dia
seorang mukmin. Nabi saw. bertanya: Ataukah muslim? Maka diamlah Saad
sementara, lalu mengulang kembali pertanyaannya, dan Nabi juga
mengulangi sabdanya. Kemudian Nabi saw. bersabda: Ya Saad, ada kalanya
aku memberi kepada seseorang, padahal orang yang lain itu lebih aku
sayang, karena khawatir kalau ia terjerumus ke dalam api neraka.
(Bukhari, Muslim).
Yakni khawatir jika yang lemah iman itu tidak diberi lalu ia mencela Nabi saw. sehingga menyebabkan ia masuk ke dalam neraka.
Yakni khawatir jika yang lemah iman itu tidak diberi lalu ia mencela Nabi saw. sehingga menyebabkan ia masuk ke dalam neraka.
BAB: ISLAM PADA MULANYA ASING DAN AKAN KEMBALI ASING. DAN IMAN AKAN KEMBALI KE KOTA MADINAH SEBAGAIMANA ULAR KEMBALI KE LUBANGNYA
Hudzaifah r.a. berkata: Ketika kami duduk di majelis Umar r.a. tiba-tiba ia bertanya: Siapakah diantara kalian ingat sabda Nabi saw. mengenai fitnah? Jawabku: Aku. Umar r.a.: berkata: Engkaulah yang berani menerangkannya. Lalu aku berkata: Fitnah (ujian/bala’) yang menimpa seseorang pada keluarga, harta dan anak-anaknya atau tetangganya dapat tertebus oleh shalat, puasa, shadaqah dan amar makruf nahi munkar. Umar r.a. berkata: Bukan itu yang aku tanyakan, tetapi fitnah yang besar bagaikan gelombang air laut. Jawabku: Engkau tidak usah khawatir ya amirul mukminin, diantaramu dengan fitnah itu ada dinding pintu yang masih tertutup. Umar r.a. bertanya: Apakah pintu itu akan dibuka atau dipecah? Jawabku: Dipecah. Umar r.a. berkata: Jika demikian maka tidak akan dapat ditutup untuk selamanya.
Kami bertanya kepada Hudzaifah: Apakah Umar mengetahui siapakah
pintu itu? Jawab Hudzaifah: Ya. Sebagaimana mengetahui bahwa sebelum
esok hari, ada ini malam. Sungguh aku telah menerangkan padanya hadis.
Kami merasa gentar untuk bertanya kepada Hudzaifah, maka kami menyuruh
Masruq menanyakan siapakah pintu itu? Jawab Hudzaifah r.a.: Pintu itu
ialah Umar r.a. (Bukhari, Muslim).
BAB: TERANGKATNYA/TERCABUTNYA AMANAH DAN IMAN DARI BEBERAPA HATI DAN BANYAKNYA FITNAH UJIAN HIDUP
Hudzaifah r.a. berkata: Rasulullah saw. telah
menceritakan kepada kami dua hadits, dan aku telah melihat yang satu dan
sedang menanti yang kedua. Rasulullah saw. menceritakan bahwa
amanat (iman) pada mulanya turun dalam lubuk hati manusia, lalu mereka
mengerti Al-Qur’an dan mengetahui sunah rasul.
Kemudian Rasulullah saw. menceritakan tercabutnya amanat (iman). Ketika orang sedang tidur, tercabutlah amanat dari hatinya, sehingga tinggal bekasnya seperti bintik yang yang hampir hilang, kemudian tidur pulas, maka tercabut pula sehingga tinggal bekasnya bagaikan kapalan (kulit yang mengeras bekas bekerja). Bagaikan bara api yang engkau injak di bawah tapak kaki, sehingga membengkak maka tampaknya membesar tetapi tidak ada apa-apanya.
Maka esok harinya orang-orang berjual beli, dan sudah tidak terdapat orang yang amanat/dapat dipercaya. Sehingga mungkin disebut-sebut ada dari suku Bani Fulan seorang yang amanat (dapat dipercaya), sehingga dipuji-puji: Alangkah pandainya, alangkah ramahnya, alangkah baiknya, padahal di dalam hatinya tidak ada seberat zarah dari iman. (Bukhari, Muslim).
Hudzaifah berkata: Dan aku telah pernah berada dalam suatu masa, tidak usah memilih orang dalam jual beli. Jika bertepatan dengan seorang Kristen (atau Kafir), maka ia takut kepada hukuman pemerintahnya. Adapun saat ini, aku tidak dapat mempercayai kecuali satu dua orang, yaitu fulan dan fulan.
Kemudian Rasulullah saw. menceritakan tercabutnya amanat (iman). Ketika orang sedang tidur, tercabutlah amanat dari hatinya, sehingga tinggal bekasnya seperti bintik yang yang hampir hilang, kemudian tidur pulas, maka tercabut pula sehingga tinggal bekasnya bagaikan kapalan (kulit yang mengeras bekas bekerja). Bagaikan bara api yang engkau injak di bawah tapak kaki, sehingga membengkak maka tampaknya membesar tetapi tidak ada apa-apanya.
Maka esok harinya orang-orang berjual beli, dan sudah tidak terdapat orang yang amanat/dapat dipercaya. Sehingga mungkin disebut-sebut ada dari suku Bani Fulan seorang yang amanat (dapat dipercaya), sehingga dipuji-puji: Alangkah pandainya, alangkah ramahnya, alangkah baiknya, padahal di dalam hatinya tidak ada seberat zarah dari iman. (Bukhari, Muslim).
Hudzaifah berkata: Dan aku telah pernah berada dalam suatu masa, tidak usah memilih orang dalam jual beli. Jika bertepatan dengan seorang Kristen (atau Kafir), maka ia takut kepada hukuman pemerintahnya. Adapun saat ini, aku tidak dapat mempercayai kecuali satu dua orang, yaitu fulan dan fulan.
BAB: PEMERINTAH YANG KORUPSI PADA RAKYATNYA AKAN MASUK NERAKA
Ma’qil bin Yasar r.a. ketika sakit dijenguk oleh
Gubernur Ubaidillah bin Ziyad, maka Ma’qil berkata: Aku akan
menyampaikan kepadamu suatu hadits yang telah aku dengar dari Rasulullah
saw., beliau bersabda: Siapa yang diamanati oleh Allah untuk memimpin
rakyat, lalu ia tidak memimpinnya dengan tuntunan yang baik, maka ia
tidak akan dapat merasakan bau surga. (Bukhari, Muslim). Yakni bila
tidak merasakan bau surga maka pasti masuk neraka.
BAB: SIAPA YANG MATI KARENA MEMBELA HAK NYA MAKA IA MATI SYAHID, DAN YANG TERBUNUH KARENA AKAN MERAMPOK/MERAMPAS, GUGUR DARAHNYA DAN DALAM NERAKA
85. Abdullah bin Amr r.a. berkata: Aku telah
mendengar Nabi saw. bersabda: Siapa yang terbunuh mati karena membela
(mempertahankan) haknya (harta, miliknya) maka ia mati syahid.
(Bukhari, Muslim).
BAB: ANCAMAN TERHADAP ORANG YANG MENGAMBIL HAK ORANG MUSLIM DENGAN SUMPAH PALSU
84. Abdullah bin Mas’ud r.a. berkata: Rasulullah
saw. bersabda: Siapa yang berani sumpah untuk mengambil hak (harta)
seorang muslim, ia akan menghadap kepada Allah, sedang Allah murka
kepadanya. Allah menurunkan keterangan itu di ayat 77 Ali Imran :
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih“
Kemudian masuklah Al-Asy’ats bin Qais dan bertanya: Apakah yang diceritakan oleh Abu Abdurrahman kepada kalian? Jawab kami: Ini dan itu. Lalu ia berkata: Ayat itu turun mengenai diriku, yaitu aku memiliki sebuah sumur di tanah sepupuku, mendadak ia akui haknya, maka Nabi saw. bersabda kepadaku: Harus engkau membawa bukti, jika tidak, maka akan diminta sumpahnya, lalu aku berkata: Jika demikian pasti ia akan bersumpah ya Rasulullah. Maka Nabi saw. bersabda: Siapa yang berani bersumpah untuk mengambil hak seorang muslim, padahal ia lancung, maka ia akan menghadap Allah sedang Allah murka kepadanya. (Bukhari, Muslim).
“Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan) Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit, mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan mensucikan mereka. bagi mereka azab yang pedih“
Kemudian masuklah Al-Asy’ats bin Qais dan bertanya: Apakah yang diceritakan oleh Abu Abdurrahman kepada kalian? Jawab kami: Ini dan itu. Lalu ia berkata: Ayat itu turun mengenai diriku, yaitu aku memiliki sebuah sumur di tanah sepupuku, mendadak ia akui haknya, maka Nabi saw. bersabda kepadaku: Harus engkau membawa bukti, jika tidak, maka akan diminta sumpahnya, lalu aku berkata: Jika demikian pasti ia akan bersumpah ya Rasulullah. Maka Nabi saw. bersabda: Siapa yang berani bersumpah untuk mengambil hak seorang muslim, padahal ia lancung, maka ia akan menghadap Allah sedang Allah murka kepadanya. (Bukhari, Muslim).
BAB: BISIKAN RAGU DALAM IMAN DAN CARA MENGELAKNYA
83. Anas bin Malik r.a. berkata: Rasulullah saw.
bersabda: Selalu orang bertanya-tanya sehingga mereka berkata: Allah
yang menjadikan segala sesuatu, maka siapakah yang menjadikan Allah?
(Bukhari, Muslim).
BAB: NIAT AKAN BERBUAT KEBAIKAN DICATAT BAIK, DAN NIAT AKAN BERBUAT DOSA TIDAK DICATAT APA-APA
81. Ibnu Abbas r.a. berkata: Nabi saw. dari apa yang
diriwayatkan dari Allah azza wa jalla, bersabda: Sesungguhnya Allah
menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya, maka
siapa yang niat akan berbuat kebaikan (kebaikan) lalu tidak
dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan, dan bila dikerjakannya
dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan, dapat bertambah hingga tujuh ratus
kali, dan dapat berlipat lebih dari itu. Sebaliknya, jika niat akan
berbuat keburukan (dosa) lalu tidak dikerjakan, dicatat untuknya satu
kebaikan yang cukup (sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka
dicatat satu dosa. (Bukhari, Muslim).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar